Browse » Home » » Sejarah keSYIRIKan

Sejarah keSYIRIKan


 Islam adalah agama yang datang untuk menegakkan tauhid, yaitu meng-Esa-kan Allah. Yang mana pada kalimat La Ilaha Illallah terdapat makna penafian (peniadaan) sesembahan selain Allah dan penetapan yaitu menetapkan sesembahan untuk Allah semata. Tetapi begitu banyak umat Islam yang tidak konsisten kepada tauhid, mereka tidak lagi menyembah kepada Allah semata. Bahkan banyak di antara mereka yang berbuat syirik, menyembah kepada selain Allah baik langsung maupun tidak langsung, baik disengaja maupun tidak. Banyak di antara mereka yang pergi ke dukun-dukun, paranormal, tukang santet, tukang ramal, mencari pengobatan alternatif, mencari penglaris, meminta jodoh dan lain sebagainya.
         Dan yang lebih memprihatinkan lagi banyak umat Islam yang berbuat syirik tapi mereka berkeyakinan bahwa perbuatannya itu adalah suatu ibadah yang disyari’atkan dalam Islam (padahal tidak demikian..). Inilah penyebab utama terjadinya musibah di negeri ini, disebabkan umat tidak lagi bertauhid dan banyak berbuat syirik.
         Syirik Pertama di Kalangan Kaum Nuh
         Demikianlah makar setan terhadap mereka dengan menghembuskan api perselisihan diantara mereka sehingga mereka meninggalkan ajaran rasul, memperdaya mereka sehingga mengagungkan orang-orang yang sudah mati dan bermukim di kuburan-kuburan mereka. Kemudian setan memperdaya mereka sehingga membuat gambar dan patung orang-orang yang sudah mati itu. Akhirnya memperdaya mereka sehingga menyembah patung-patung tersebut. Orang-orang musyrik dari kalangan kaum Nuh adalah kaum yang pertama kali melakukan kemusyrikan. Dan Nabi Nuh adalah Rasul pertama yang diutus kepada kaum musyrik tersebut.
         Dari Ibnu Abbas bahwasanya; “Berhala-berhala yang dahulu di agungkan oleh kaum Nabi Nuh, di kemudian hari tersebar di bangsa 'Arab. Wadd menjadi berhala untuk kamu Kalb di Daumah Al Jandal. Suwa' untuk Bani Hudzail. Yaquts untuk Murad dan Bani Ghuthaif di Jauf tepatnya di Saba`. Adapun Ya'uq adalah untuk Bani Hamdan. Sedangkan Nashr untuk Himyar keluarga Dzul Kala'. Itulah nama-nama orang Shalih dari kaum Nabi Nuh. Ketika mereka wafat, syetan membisikkan kepada kaum mereka untuk mendirikan berhala pada majelis mereka dan menamakannya dengan nama-nama mereka. Maka mereka pun melakukan hal itu, dan saat itu berhala-berhala itu belum disembah hingga mereka wafat, sesudah itu, setelah ilmu tiada, maka berhala-berhala itu pun disembah."[HR. Bukhari-4539]
         Beberapa ulama salaf mengatakan: "Nama-nama tersebut adalah nama orang-orang shalih diantara mereka. Setelah orang shalih itu wafat mereka bermukim di kuburan orang-orang shalih itu. Lalu mereka membuat patung-patung orang-orang shalih tersebut dan akhirnya menyembahnya.”
         Tatkala manusia telah menyembah berhala, dan terjerumus dalam kesesatan dan kekufuran, maka Allah mengutus Rasul pertama kepada penduduk bumi sebagai rahmat Nya, rasul itu adalah Nuh.
         Antara Nuh dan Adam berselang lebih kurang sepuluh kurun, mereka semua berada di atas dienul Islam, di atas Tauhid, ikhlas, fitrah, kebenaran dan istiqomah. Mereka adalah umat yang satu, di atas dien yang satu dan menyembah Rabb yang satu.
         Beliau hidup ditengah kaumnya dalam tempo yang sangat lama, dalam shahih Bukhari dari Ibnu Abbas disebutkan: "Nabi Nuh hidup di tengah kaumnya selama sembilah ratus lima puluh tahun. Tatkala Allah mengabarkan kepadanya bahwa tidak akan ada lagi yang beriman dari kaumnya kecuali orang-orang yang telah beriman sebelumnya, Allah menenggelamkan mereka yang tidak beriman, lalu diutuslah rasul-rasul setelah beliau secara bertahap.
Kemunculan Syirik ”Penyembahan Bintang-Bintang”
         Tatkala perbuatan syirik dalam bentuk baru telah menyebar di permukaan bumi berasal dari ajaran Ash Shabi'ah di Horran. Kaum musyrikin penyembah bintang-bintang, matahari, bulan di Kabul dan penyembah patung di Babilonia serta para Namrudz dan Fir'aun, penguasa bumi di Timur dan di Barat.
         Ketika itu penduduk bumi seluruhnya kafir kecuali nabi Ibrahim Al Khalil u dan isterinya, Sarah serta anak saudaranya, Luth. Maka Allah mengutus Rasul Nya, imamul hunafa', bapak para nabi, penggagas millah yang murni, Ibrahim Khalilurrahman dari tanah Babilonia, beliau adalah: Ibrahim bin Azar.
         Melalui nabi Ibrahimlah Allah melenyapkan kejahatan-kejahatan dan kesesatan-kesesatan tersebut. Allah telah memberi beliau petunjuk semenjak masa kecil kemudian Allah mengangkatnya menjadi rasul lalu menjadikannya sebagai kekasihNya.
         Pada saat itu Allah mengutus Luth bin Haran bin Tarikh sebagai nabi. Allah mengutus beliau pada waktu yang bersamaan dengan Al Khalil Ibrahim. Kisah beliau dalam menghadapi kaumnya di negeri Sodom, sebuah daerah di negeri Syam dekat Yordania, telah diceritakan Allah dalam Al Qur'an. Tentang dakwah beliau kepada pengesaan Allah dalam beribadah dan meninggalkan peribadatan kepada selainNya, dan peringatan beliau terhadap perilaku mereka yang menyimpang (homoseksual), hingga akhirnya Allah membinasakan mereka serta menyelamatkan nabi Luth dan keluarga beliau kecuali isteri beliau yang turut binasa.
         Kemudian Allah mengutus nabi Syu'aib (khatib para Nabi) kepada penduduk Madyan penyembah Aikah, sebuah pohon yang mereka sembah, mereka adalah sebuah kaum dari bangsa Arab yang tinggal di Madyan di ujung negeri Syam.
         'Amru Bin Luhay : Perintis Kesyirikan Di Tanah Arab
         Demikianlah secara silih berganti nabi-nabi dari kalangan Bani Israil diutus, yang terakhir adalah Al Masih Isa bin Maryam. Tatkala pengutusan para nabi dan rasul terputus selama beberapa kurun secara otomatis kedua jenis syirik (syirik kepada penghuni kubur [amwat] dan syirik kepada benda langit) merajalela di atas muka bumi. Dikala itu bangsa Arab masih memegang teguh warisan bapak mereka, Ibrahim. Hingga ketika Amru bin Luhaiy Al Khuza'i mengunjungi negeri Syam di Balqa' meyembah berhala, mereka mengharapkan keuntungan dan menolak bala' melalui berhala tersebut.
         Ia pun membawa berhala seperti itu ke kota Makkah. Ketika itu pengelolaan Baitullah Al Haram berada di tangan Bani Khuza'ah sebelum berpindah ke tangan Quraisy. Dan kala itu Amru adalah pemimpin Bani Khuza'ah. Dan dari oleh-oleh perjalanan yang membawa petaka itu, dialah yang pertama kali menyimpang dari millah Ibarahim. Ia memajang berhala-berhala di Baitullah Al Haram, dialah yang pertama kali mensyari'atkan Al Bahirah, As Saaibah, Al Washilah, dan Al Haam.
         Sejak itulah orang-orang Arab menyembah berhala-berhala. Berhala tertua adalah Manaat yang terletak di daerah pinggiran pantai di Qudeid antara Makkah dan Madinah, kemudian Laata di Thaif, yaitu batu persegi empat tempat orang-orang Arab menumbuk biji gandum, kemudian 'Uzza terletak di Wadi Nakhlah setelah Asy Syaraai' sebelah Timur di luar kota Makkah.
         Kemudian bermunculanlah berhala-berhala di jazirah Arab. Hingga setiap kabilah memiliki berhala tersendiri dalam bentuk pepohonan, bebatuan, kurma dan sebagainya. Hingga di sekeliling Ka'bah terdapat 360 berhala. Bahkan setiap keluarga memiliki berhala di rumah mereka masing-masing.
            dari Az Zuhriy berkata, aku mendengar Sa'id bin Al Musayyab berkata; Al Bahirah adalah unta yang tidak boleh ditunggangi dan tidak boleh diambil air susunya oleh seorang pun dipersembahkan untuk berhala, sedang as-sa'ibah (jamaknya as-Sawa'ib) adalah unta yang tidak hamil lagi yang mereka persembahkan untuk tuhan-tuhan mereka (patung). Sa'id bin Al Musayyab berkata; dan Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku melihat 'Amru bin Luhay Al Khuza'iy menarik punggungnya ke neraka dan dia adalah orang pertama mempersembahkan as-Sawa'ib (saibah) ".[Bukhari – 3260]

0 komentar:

Posting Komentar

 
(c) Copyright An Nabawy | About | Contact | Policy Privacy